Sunday, May 15, 2005

surat untuk seorang wanita yang mencintai temanku

Kudengar kabar, kau menyukai temanku, meski takku paham apa yang kau kagumi dari dirinya. Dia hanya seorang yang mencari ketenangan dalam dirinya. Seorang yang mempertanyakan hal yang orang lain telah menganggap wajar.

Kudengar kabar, banyak pria yang jatuh hati padamu namun kau menolak mereka, karena rasa kagummu tlah berubah menjadi suka pada temanku. Meskipun orang-orang disekitarmu berkata buruk tentangnya tapi kau tetap menyukainya.

Aku salut padamu, dengan beribu macam cara kau tunjukkan perhatianmu padanya. Kau tempatkan dia sebagai orang nomer satu dalam ingatanmu, setelah keluargamu tentunya. Kau tetap menyayanginya meski ia sering memarahimu, berbuat sesuatu yang membuatmu kesal dan mempermainkanmu.
Aku salut padamu, tak pernah surut asamu padanya. Kau tetap berusaha memberinya isyarat akan perasaanmu dan beberapa kali kau katakan padanya secara gamblang, meski lewat kiasan atau puisi yang kau buat, kau tak pernah menyerah meski ia tiada juga merespon. Mungkin ia tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Sehingga ia menganggap dirimu hanya sebuah kesan dalam hidupnya.
Atau mungkin ia takut? Takut memberikan harapan yang dirinya sendiri tidak dapat memenuhinya, bingung dengan perasaannya karena masa lalu masih menghantuinya, atau… entahlah.

Aku salut padamu, keteguhan dan keyakinanmu banyak memberikan perubahan, bukan hanya untukmu tapi juga dirinya. Jangan menyerah teruskan asamu meski lelah mendera jemu menyapa. Bahkan bongkah batupun akan berlubang oleh tetesan air, mungkin kau telah melakukannya. Seperti yang dilakukan air kepada batu.

1 Comments:

Blogger soeltra said...

This comment has been removed by a blog administrator.

8:11 PM  

Post a Comment

<< Home